Ketoprak Made In Dispendik Surabaya - KIM BAHARI SUKOLILO BARU

Breaking

Post Top Ad

30/05/2016

Ketoprak Made In Dispendik Surabaya

Semangat untuk melestarikan budaya kesenian ketoprak oleh para guru dan jajaran pimpinan Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik) patut untuk kita apresiasi bersama. Bagaimana tidak ditengah era modernisasi serta kemajuan perkembangan zaman budaya kesenian ketoprak seakan-akan hilang di telan waktu.

Namun hal tersebut tidak boleh terjadi karena warisan kekhazanahan budaya kas Surabaya harus tetap ada untuk mewarisi generasi emas bangsa yang memiliki akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.

 Minggu malam, (29/05) bertempat di gedung Pringgodani kampung seni THR para guru yang tergabung dalam “Ketoprak Guru Surabaya”mengadakan pentas seni ketoprak. Ada hal yang istimewa dalam pagelaran ini, karena para pemain bukan hanya berasal dari para guru dan kepala SD saja namun juga berasal dari para pimpinan Dispendik Surabaya, termasuk Kadispendik Surabaya Dr. Ikhsan, S. Psi, MM.

 Ikhsan berujar bahwa selama dua bulan para pemain bermain secara serius berlatih di kantor Dispendik, cerita ketoprak yang mengusung tema “Pandadaran Putera Mahkota”.

“Tontonan ini dapat sebagai penyemangat untuk terus menjaga serta melestarikan budaya, tidak hanya kepada guru tapi juga mampu ditularkan kepada para siswa”.

Sementara itu, Kabid Ketenagaan Ir. Yusuf Masruh yang berperan sebagai “Adipati Camplong” berpesan agar gelaran ketoprak ini, tidak hanya menjadi tontonan sesaat saja, namun juga harus dapat menjadi tuntunan serta tatanan dalam mengembangkan pendidikan Surabaya lebih baik lagi di masyarakat.

Berbeda dengan Yusuf, Kabid Dikdas Dra. Eko Prasetyoningsih, M. Pd yang berperan sebagai ibu Adipati Kabupaten Wiyung  juga menghimbau kepada guru untuk menularkan kebudayaan lokal surabaya ini kepada para siswa di sekolah, dengan demikian kegiatan ini juga suapaya dalam melestarikan budaya lokal.

Cerita Pandadaran Putera Mahkota mecertikan tentang Kerajaan Waringin akan mengadakan pendadaran bagi ketiga pangeran calon pewaris tahta. Setiap pendadaran yang dilaksanakan pangeran Wandana putra bungsu Raja waringin selalu melakukan keanehan-keanehan, misalnya, ketika ada pendadaran mencari pengawal pribadi, tidak seperti kedua kakanya yang mendapatkan pengawal dua ksatria pria yang gagah perkasa,Wandana justru memilih seekor anjing sebagai pengawalnya. Namun anehnya, di setiap pendadaran Wandana pasti berhasil menjadi pemenangnya.

Sampai suatu saat di puncak pendadaran, ketiga pangeran tersebutharus mencari calon istri. yang dilakukan Wandana justru memboyong seekor kodok untuk di jadikan sebagai calon istrinya, tentu hal itu mebuat para kawula Waringin terbengong. Setelah melalui beberapa alasan akhirnya sang Raja mengijinkan Wandana menikah dengan seekor kodok yang sesungguhnya adalah jelmaan seorang Bidadari dari kayanagan. Dan akhirnya Wandana dinyatakan sebagai pemenang dalam pendadaran untuk kemudian di nobatkan sebagai Pangeran Pati calon pengganti Raja di Kerajaan Waringin. (Humas Dispendik Surabaya)







No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages