Hari lahir Pancasila, 1 Juni 2016 dimaknai berbeda oleh Siswa berprestasi SDN Bulak Rukem I No.258. Tahun ini siswa diajak napak tilas ke Tempat Sekolah Bung Karno waktu kecil yaitu yang sekarang ditempati Kantor Pos Besar Kebun Rojo Surabaya. Tempat Ayah Bung Karno bersekolah yaitu SDN Alun-alun Contong I. Tempat Lahir Bung Karno, Pandean IV/40. Rumah HOS Tjokroaminoto, merupakan tempat Bung Karno berguru, Peneleh VII/29-31. Rumah Pemberian Bung Karno di Jalan Ngagel Jaya. Juga mengintip makam Belanda di balik jeruji.
Bung Karno kecil.
Lahir Kamis Pon, 6 Juni 1901 di Pandean IV/40 Surabaya. Rumah tempat
lahir Bung Karno masih ada di daerah ini. Pandean IV mendapat julukan Kampoeng
Bung Karno. Semasa kecil, Bung Karno pernah bersekolah di Jalan Kebun
Rojo No. 10 yaitu sekolah HBS ( Hogere Burger School ) tahun 1915 – 1920.
Tempat Sekolah Bung Karno telah diresmikan oleh Ibu Tri Rismaharini, M.T tgl. 6
Juni 1911 ( sekarang Kantor Pos Besar). Semasa Muda Sukarno pernah berguru di
rumah HOS Tjokroaminoto, Peneleh VII/29-31. Sukarno remaja belajar Agama dan
Ilmu Pengetahuan. Di rumah HOS Tjokroaminoto, Bung Karno banyak bertemu dengan
tokoh-tokoh Nasionalis dan Agamis. Hos Tjokroaminoto mendapat julukan GURU PARA
PENDIRI BANGSA. Tanggal 17 Agustus 1961 Bung Karno menghadiahkan rumah di Jalan
Ngagel Jaya kepada Keluarga HOS Tjokroaminoto. Ayah Bung Karno R. Soekemi
pernah menjadi guru di SDN Alun-Alun Contong I. Di tempat ini banyak ditemukan
jejak sejarah orang tua Bung Karno.
Sudah sewajarnya Sekolah
sebagai lembaga pendidikan harus menjadi garda terdepan bagi penanaman
Nilai-nilai Pancasila. Kelima sila dalam Pancasila bukanlah Kalimat tanpa
makna. Bila dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan cerminan
bagi kita dan generasi muda untuk selalu berbuat baik, jujur, dan tanpa pamrih.
Saat kami berkunjung ke
Kantor Pos Besar tidak ada reaksi dari pihak manapun. Siswa dan guru sempat
masuk ke Kantor Pos Besar. Sambutan hangat dan bersahabat datang dari TU Dan
Guru-guru SDN Alun-alun Contong I. Ramah dan memberikan keterangan
sejelas-jelasnya baik kepada guru dan Siswa. Di rumah lahir Bung Karno, kondisi
rumah tertutup rapat. Siswa ketika mengunjungi makam Belanda, semula Pintu
Gerbang terbuka dan ketika kami berkunjung pintu di gembok, alasannya tidak ada
ijin dari DKP. Harusnya sejak awal ditutup saja dan kalau memang tidak boleh
dikunjungi dipasang Pengumuman. Kondisi menyenangkan datang dari Pengelola
rumah HOS Tjokroaminoto, Pak RT dan Bu RT sebagai Pengelola rumah sangat ramah dan
mempersilakan kami belajar. Kebetulan saat berkunjung ada Kegiatan tumpengan
dari Pusura yang diliput Wartawan Radar dan JTV. Siswa, Guru, dan KS sempat
diwawancarai. Bahkan siswa yang bernama Raihan mendapat kehormatan untuk
mendapat potongan tumpeng pertama dari Pusura. Bahkan ketika pulang kami
diminta untuk ikut makan. Namun karena siswa sudah dibawakan dari sekolah, maka
permintaan Beliau terpaksa kami tolak, karena juga masih ada tempat yang harus
kami kunjungi. Di rumah Pemberian Bung Karno kepada Keluarga HOS Tjokroaminoto,
kami hanya sempat foto. Dan Pemilik rumah yang tadinya terbuka segera menutup
pintu rumahnya dari luar, mungkin ada keperluan. Kami tidak sempat Dialog.
Setiap berkunjung ke tempat bersejarah, siswa
meneriakkan Yel-yel sebagai berikut :
PANCASILA …. YES
UUD ’45 …. OKE
NKRI …. MANTAP
BHINNEKA TUNGGAL IKA …. JAYA
PENDIDIKAN SURABAYA … BAROMETER INDONESIA
SDN BURSA … COCOK
No comments:
Post a Comment