Masjid Roudhotul Musyawaroh , Masjid Surabaya tertua setelah Masjid Ampel - KIM BAHARI SUKOLILO BARU

Breaking

Post Top Ad

21/09/2016

Masjid Roudhotul Musyawaroh , Masjid Surabaya tertua setelah Masjid Ampel

Masjid Roudhotul Musyawaroh , Masjid Surabaya tertua setelah Masjid Ampel


Gapura Depan
Masjid Kemayoran Surabaya dengan gapura berbentuk lengkung lancip dan kaligrafi aksara Arab Allah di sebelah kanan dan Muhammad di sebelah kiri. Jika saja ada nama Masjid Kemayoran Surabaya di gapura ini tentu akan mempermudah para pejalan. 
( Katon Bagus )


KIM BAHARI Nama asli dari Masjid Kemayoran adalah Masjid Roudhotul Musyawaroh , Masjid yang terletak di jalan Indrapura Surabaya ini berada dalam jarak sekitar 300 m dari Kantor Pos Besar Surabaya, tepatnya berada di depan kantor DPRD Jawa Timur , merupakan masjid yang  tertua di Kota Surabaya yang dibangun pada 1772 – 1776 , memiliki 3 keunikan. Keunikan pertama yaitu termasuk salah satu masjid tertua setelah Masjid Ampel. Keunikan kedua, merupakan satu-satunya masjid yang dibangun oleh pemerintah Belanda. Keunikan ketiga yaitu merupakan masjid terbesar pertama di Surabaya sampai tahun 1905.


serambi masjid


Masjid Kemayoran Surabaya dengan sebuah gapura di dalam masjid, dihias sepasang ornamen berukir di bagian kiri-kanan atasnya.

Tahun 1935

Bangunan Masjid Kemayoran telah mengalami beberapa kali renovasi, baik berupa perluasan maupun pemugaran. Pada tahun 1848 dilaksanakan pemugaran dengan tetap pada bentuk aslinya yakni kubah kerucut seperti tampak pada relief di taman depan masjid. Tahun 1934 juga diadakan perluasan dan pemugaran masjid, tetapi kubahnya masih tetap berbentuk kerucut. 

Sementara pada 31 Januari 1961, diadakan perombakan dan pemugaran kubah masjid dengan bahan dari alumunium berbentuk setengah lingkaran bola. Tahun 1969, perluasan telah selesai –seperti yang terlihat sekarang– dan berpagar sepanjang jalan dari masjid sampai halaman sebelah timur. Sementara tahun 1985 diadakan pemugaran kubah dengan penggantian konstruksi dan pelapisan kubah dengan serat kaca (fiber glass) berwarna hijau. Pemugaran ini diikuti dengan renovasi interior ruang utama masjid.
Taman di dalam masjid


Lalu, pada 12 Agustus 1995 diadakan peresmian pemugaran gapura (pintu gerbang) masjid Kemayoran Surabaya yang bentuk bangunannya disesuaikan dengan model eksterior pintu utama masjid sekarang (pintu dekat taman). Tanggal 26 Juli 1997 diresmikan Gedung Serba Guna Masjid Kemayoran Surabaya oleh gubernur Jawa Timur saat itu yakni HM. Basofi Sudirman. 

Dua buah bedug berukuran sedang dan besar tampak diletakkan merapat ke lubang dinding.

Masyarakat Surabaya menamakan Masjid Kemayoran karena tanah yang dibangun masjid tersebut adalah bekas rumah seorang Mayor Angkatan Darat Belanda. Awal mula dibangunnya masjid ini berkaitan dengan konflik yang terjadi pada umat muslim di Surabaya pada jaman pemerintahan Belanda. 

Ketika itu, masjid di Surapringgo dan kompleks Monumen Tugu Pahlawan dirobohkan oleh pemerintah Belanda. Di tanah bekas masjid tersebut kemudian dibangun kantor peradilan. Dalam perlawanan menentang perobohan masjid ini seorang kiai bernama Badrun gugur. Untuk menghormatinya masyarakat menyebutnya dengan kiai sedo masjid dan jasadnya dikebumikan di sebelah lokasi masjid. Untuk meredakan perlawanan hebat umat Islam Surabaya tersebut, akhirnya pemerintah Belanda membangun Masjid Kemayoran.

Lapangan di depan masjid diberi nama Belanda Exercitieplein yang berarti ‘lapangan latihan militer’. Di dinding bagian dalam Masjid Kemayoran terdapat prasasti yang terbuat dari logam  bertuliskan huruf  Jawa dan tulisan berbahasa Jawa pada masa pemerintahan Bupati Temenggung Kromojoyo Dirono. pada tembok yang berada di dekat bedug di atas, ditulis dalam huruf latin dan Jawa. 

Tengara dalam bahasa Jawa itu berbunyi: “Prasasti ing Puniko sih peparinganipun Gubernemen Landa dhumateng sarupining bongso Islam, kala pinaringken wau duk nalika Panjenenganipun Kanjeng Tuwan ingkang wicaksana Jon Wakob Regungsin Gurnadur  Jendral ing tanah Nederlan Hindia, Mister Daniel Frank Swawilam Pitermat Residen ing Surapringga lan Radyan Tumenggung Krama Jaya Dirana Bupati ing Negari Surapringga. Kala kayasa pinuju warsa: 1772 – 1776 M. Kang sampun ayasa Van Wilem Bartulumeus War De Nar. Surabaya 17 Agustus 1989, ttd, Ta’mir Masjid Kemayoran Surabaya”. Tulisannya agak sulit dibaca karena pemilihan tipe hurufnya, sehingga mungkin ada kekeliruan pada transkrip di atas.


Masjid Kemayoran Surabaya dengan empat pilar besar yang menyangga kubah di ruang utama masjid. Bagian mihrab dan mimbar masjid tampak di ujung ruangan.


Masjid Kemayoran Surabaya dengan empat pilar besar yang menyangga kubah di ruang utama masjid. Bagian mihrab dan mimbar masjid tampak di ujung ruangan.


Masjid Kemayoran Surabaya dengan kaligrafi tulisan Arab berbunyi “Muhammad”, dikelilingi ukiran sulur-suluran pada sebuah papan kayu yang dipasang di atas sebuah pintu masuk ke dalam ruangan utama.

Kayu jati untuk naik menara masih asli dari thn 1772
Menara Masjid

Menara masjid


Masjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya, tepatnya di sebelah barat. Masjid Kemayoran dibangun pada tahun 1844-1848 berdasarkan karya arsitek J.W.B. Wardenaar (1786-1869) dengan gaya arsitektur Jawa kuno. 

Desain masjid ini memiliki bangunan utama sebagai tempat untuk beribadah dan dua menara yang berada di sisi kiri dan kanan. Ketinggian menara sekitar 70 kaki. Pada tahun 1850an menara di sisi kiri runtuh akibat disambar petir, sehingga saat ini masjid Kemayoran hanya memiliki satu menara.




Masjid Kemayoran Surabaya dibangun sebagai pengganti masjid lama di lokasi Tugu Pahlawan sekarang yang dirobohkan Belanda untuk dibangun gedung pengadilan. Warga masyarakat dan kyai yang tewas karena melawan pembongkaran itu dimakamkan di Makam Tembaan. Untuk meredam kemarahan rakyat yang meluas itulah Belanda akhirnya membangun Masjid Kemayoran ini.


Masjid Kemayoran Surabaya pada halamannya yang bisa menampung beberapa buah kendaraan roda empat dan roda dua, dan dua kubah hijaunya yang rendah tampak pada foto di atas. Masjid Kemayoran Surabaya dengan dua buah pola lengkung yang sama dengan pada gapura depan, menghubungkan serambi dengan ruang masjid bagian dalam. 


Sementara pada 31 Januari 1961, diadakan perombakan dan pemugaran kubah masjid dengan bahan dari alumunium berbentuk setengah lingkaran bola. 

Pada zaman perjuangan kemerdekaan, masjid tersebut merupakan Markas Pejuang Hizbullah, Pada tanggal 9 november 1945 ada 2 tempat yang ditunjuk sekutu untuk tempat menyerahkan senjata : yang pertama di depan masjid Kemayoran dan yang kedua di depan gedung wismilak raya darmo. Namun sejarah menceritakan bahwa arek- arek Surabaya  menolak ultimatum sekutu. 

Sekarang masjid tersebut dikelola oleh Yayasan Takmirul Masjid  Kemayoran yang mempunyai sekolah dari TK, SD, SMP dan SMA. Keberadaan bangunan masjid dan yayasan sekolah tersebut terlihat sangat tua jika dibandingkan dengan masjid lainnya.(  Bunda Tri / Katon bagus )





No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages