TB Care Aisyiyah Upayakan Surabaya Zero TB - KIM BAHARI SUKOLILO BARU

Breaking

Post Top Ad

23/12/2016

TB Care Aisyiyah Upayakan Surabaya Zero TB

TB Care Aisyiyah Upayakan Surabaya Zero TB

Fathul Muid  selaku sekretaris  komisi D Hadir di TB Care Aisyiyah

Surabaya - kehadiran partnership TB care Aisyiyah antara lain dari Dinas Kesehatan , Universitas Muhammadiyah Surabaya Fakultas Ilmu Kesehatan , LSM , Perusahaan dan Tokoh Masyarakat serta anggota DRPD Kota Surabaya,  Fathul Muid  selaku sekretaris  komisi D di acara educate CSO to develope proposal for fundraising workshop with potensial donors of TB MDR Support grup sub - sub recipient TB - HIV Care Aisyiyah kota surabaya . memfasilitasi aspirasi Aisyiyah dalam upaya mewujudkan Surabaya Zero TB ,  Kamis 22/12/16

Tubercolosis ( TB ) dan HIV Aids  merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak diobati dengan tuntas . Permasalahan TB - HIV Aids di Indonesia walaupun sudah sejak lama di tangani , namun masih terus berkembang dikarenakan banyaknya angka drop out yang semakin tinggi.

Aksi nyata Aisyiyah melalui TB Care Comunity sudah berusaha dan berupaya membantu program pemerintah  dalam mewujudkan Surabaya zero TB sejak tahun 2014 hingga saat ini  patut dibanggakan , aksi nyata yang telah dilakukan antara lain di setiap tanggal 24 maret selalu mengadakan  peringatan  TB Day diawali 2014 keliling ke puskesmas - puskesmas yang ada di Surabaya , tahun  2015 di pusatkan di daerah Dupak dengan kegiatan  blusukan ke masyarakat , dan di tahun 2016 acaranya di depan Rumah Sakit Muhammadiyah dengan kegiatan pawai ta’aruf bersama ortom muhammadiyah dan seminar TB .

Tidak hanya itu , pada bulan April 2016 TB Care Comunity sudah  melatih kader baru yang semula hanya ada 6 kecamatan , tahun ini meluas menjadi 19 kecamatan dari 31 kecamatan yang ada di Surabaya .

Fathul Muid Sekretaris Komisi D menyampaikan " apa yang dilakukan Aisyiyah sinergi dengan dinas kesehatan untuk memantau kesehatan warga Surabaya merupakan tugas mulia yang patut di apresiasi Upaya yang sudah di lakukan Aisyiyah dengan duduk bareng bersama DPRD untuk membahas Perda Penanggulangan TB  merupakan langkah yang sangat bagus , dan saat ini pansus sudah memaksimalkan dalam menyusun Perda TBC dan akan segera di dok " ucapnya.

Indonesia adalah negara yang menempati urutan ke 4 di dunia untuk sebagai negara endemik TB ( Tuberculosis ) , padahal Indonesia kaya raya namun kenapa ironi sekali dengan kenyataan untuk hal yang tidak enak selalu berada di urutan 5 besar , maka tugas kita bangsa Indonesia  berupaya menghapus image itu pelan pelan .

" Salut untuk Aisyiyah yang konsisten dan terdepan untuk memikirkan TB - HIV bisa dicegah dan di tanggulangi sedangkan LSM dan ormas lainnya sibuk mengurusi perbedaan  . Bangunan akan kokoh karena dibangun oleh bahan bangunan yang berbeda dan saling menguatkan dari perbedaan kalau semua  unsur yang ada di Indonesia bersatu maka yakinlah Indonesia akan makin maju. Komponen masyarakat yang heterogen harus kita rangkul bersama dengan mengedepankan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi ataupun golongan .Upaya sinergi dengan DPRD merupakan hal bagus yang harus di budayakan , jangan berhenti sampai disini , lanjutkan cita cita mulia Aisyiyah menjadi rahmat bagi semuanya “ Lanjutnya


TB Care Aisyiyah Melalui KMP TB Semanggi Suroboyo Upayakan Surabaya Zero TB

Dalam kesempatan ini salah satu Andik Hariadi selaku ketua Komunitas masyarakat peduli TB ( KMP - TB ) mengusulkan kepada anggota dewan untuk pasien TB - HIV agar ada perbedaan dengan pasien umum mulai dari pelayanan , sarana prasrana , fasilitas dan pelayanan kalo perlu ada rumah sakit khusus penderita TB - HIV , Hal ini untuk menghindari penukaran Virus dengan cepat .

Abu Bakar ,mantan pasien MDR yang selama ini sudah mengabdi sebagai motivator selama 5 tahun di RS. Dr. Sutomo menjelaskan  " Ketersediaan Obat bedakilin yang hanya ada di RS. Dr . Sutomo khusus untuk pasien yang berobat di Surabaya sedangkan pasien dari luar Surabaya dan tidak berobat di  RS. Dr. Sutomo tidak akan mendapatkan  bedakilin banyak dikeluhkan oleh pasien - pasien mengingat manfaat yang diperoleh dari hasil mengkonsumsi bedakilin , karena itu mohon kiranya pemerintah bersinergi dengan dinas terkait agar masalah ini dicarikan solusi supaya tidak berlarut - larut  " ujarnya

Alifah selaku pimpinan daerah Aisyiyah kota surabaya telah mengusulkan rumah singgah bagi pasien - pasien TB - HIV kepada pemerintah kota surabaya saat audiensi dengan bu Risma sudah disampaikan  namun sampai saat ini belum ada jawaban “  mohon pak muid bisa mengingatkan ke bu walikota agar rumah singgah yang kami ajukan , bisa segera direalisasikan" ucapnya

Turut hadir memberikan paparannya pada siang hari ini dari drug free community ,sebuah LSM yang selalu mendampingi pasien HIV - Aids sejak 2007 hingga saat ini di rumah sakit Dr. Sutomo Surabaya .

Mila selaku ketua , Drugfree Comunity menyampaikan  "  relawan yang stand by 24 jam di RS. Dr. Sutomo , selalu mendampingi penderita HIV Aids dan membantu pasien - pasien terlantar ,mengeluh akan kebijakan pemerintah mengenai birokrasi persyaratan pembaharuan surat keterangan setiap bulan , sangat merepotkan bagi pasien utamanya kami yang ada di lapangan . kalo dulu tidak seperti  ini , saat ini harus melampirkan  surat keterangan dari RT / RW ,  Kelurahan lalu ke Dinas social dengan membawa rujukan dari RS. Suwandi " Ujarnya 

" Kami berharap pemerintah kota Surabaya bisa memikirkan cara yang efisien , terkait birokrasi sepesial bagi penderita TB - HIV Aids "  Harapan Mila

Kota Surabaya sebagai Kota Besar dengan angka pasien TB - HIV terbesar di Jawa Timur ternyata tidak memiliki RS khusus untuk menanganinya, sehingga menyulitkan untuk pasien BPJS terkait surat rujukan yang harus ke RS Kota dulu RSUD Dr. Soewandi

" Pengurusan rujukan yang ribet menjadikan pasien malas berobat sehingga TBC menjadi MDR, pemerintah kota Surabaya perlu memikirkan sebuah posko di poli UPIPI   atau poli TB RS. Dr. Sutomo untuk memudahkan birokrasi pasien TB - HIV mengingat pasien TB - HIV harus berobat secara kontinyu dan tidak terputus , sebab kalau sampai terputus harus mengulang lagi dari nol dan ini lebih berbahaya tidak hanya karena menularkan penyakitnya namun juga karena penyakit yang di idapnya menjadi kebal  " Ujar Mila ( Bunda Tri  )

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages