Kyai Prostusi Gulingkan Bangunsari, Eksis Jadi Guru Ngaji
Surabaya - KH. Khoiron Syuaib dikenal dengan julukan Kyai Prostitusi sebab kiprah dan perjuangannya selama puluhan tahun di wilayah Prostitusi terbesar di Surabaya hingga perjuangannya tak sia-sia hingga akhirnya lokalisasinya ditutup secara resmi oleh Bu Risma yang menjabat sebagai walikota Surabaya(18/6/2014) kala itu.
Ditemui di kediamannya(Ahad, 13/3/2022) yang sekaligus digunakan sebagai lembaga pendidikan Al-Qur'an dibawah naungan yayasan TPI Roudhotul Khoir gabungan nama KH. Khoiron Syuaib dan Ustadzah Roudhoh istrinya dengan jumlah santri mencapai ratusan anak dan dua puluh guru ngaji.
Sejenak pandangannya menerawang mengingat masa tahun 1970-an dimana lokasi tempatnya tinggal menjadi lokalisasi, pindahan dari Bangunrejo yang sudah ada sejak zaman Jepang, sekitar tahun 1943. Di sana, hampir 85 persen rumah dijadikan tempat mesum. PSK-nya ada 3000-an.
Disinilah peran KH. Khoiron Syuaib anak dari pasangan Syu'aib bin Kiai Asim dan Hj. Muntayyah binti Kiai Mu'assan sebagai pendakwah pantang menyerah mensyiarkan agama Islam setelah lulus dari pondok Pesantren Tebu Ireng dan melanjutkan kuliah di Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel, Surabaya.
Setelah mendapat banyak ilmu agama, Kiai Khoiron pulang kampung. Ia prihatin dengan kondisi kampungnya. Karena itu ia terus berdakwah di tempat lokalisasi meski awalnya sempat pesimis tetapi berkat kegigihannya, dakwahnya mulai diterima kalangan PSK.
Seiring berjalannya waktu, Kiai Khoiron sampai dikenal dengan 'Kiainya Para WTS dan mucikari". Mendapat sebutan itu, Kiai Khoiron tidak mempersoalkannya hingga kini perjuangannya yang luar biasa telah membuahkan hasil setelah prostitusi ditutup kehidupan masyarakat Bangunsari kembali normal, tertata , tertib , guyub , rukun ,berdaya dan berprestasi.
Tahun 1996 menjadi sejarah baru bagi KH. Khoiron Syuaib yang ingin merubah kampung prostitusi menjadi kampung santri dengan mendirikan TPI Roudhotul Khoir yang diresmikan tahun 1996 oleh DPD LPPTKA BKPRMI Surabaya hingga saat ini tetap istiqamah membina santriwan santriwati dan dijadikan pusat dakwah.
"Yakinlah Allah SWT akan menolong jika kita menolong agama Allah , sampai saat ini saya sudah tiga belas kali berhaji dan umroh tentunya karena barokah Al-Qur'an dan doa santri ngaji maka saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk tetap ngopeni santri". Ujar Kyai Khoiron. (Bunda Tri)
No comments:
Post a Comment