Menuju Kehidupan Berkah: Sambutan Wali Kota Surabaya dalam Doa Bersama Guru Lintas Agama
Surabaya - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi (Cak Eri), menyampaikan sambutan inspiratif dalam acara doa bersama dan silaturahmi guru lintas agama yang diselenggarakan di Dinas Pendidikan Kota Surabaya.Jumat 12 Desember 2025
Dalam kesempatan tersebut, Cak Eri menekankan filosofi rasa syukur dan pentingnya mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mencapai kebahagiaan dan keberkahan hidup. "Untuk mendapatkan kehidupan di dunia ini berupa harta, maka salah satunya (kunci) adalah berbakti kepada Ibu. Tetapi semuanya itu akan jadi berkah bila kita mensyukuri proses, mensyukuri karunia Gusti Allah, Tuhan Yang Maha Esa," tutur Cak Eri.
Ia menambahkan bahwa rasa cukup akan muncul ketika seseorang senantiasa bersyukur.
Ia mengungkapkan kebanggaannya dan rasa terima kasihnya kepada seluruh guru di Surabaya, khususnya para ibu guru, yang telah mengajarkan pentingnya doa bersama dan rasa syukur. Menurutnya, berterima kasih kepada Tuhan diwujudkan dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya.
"Dengan mendekatkan diri kita kepada Gusti Allah dan Tuhan Yang Maha Esa, kita akan sadar betul, 'Ya Allah, enggak mungkin dengan kemampuanku bisa melunasi utang tanpa rida-Mu. Ya Allah, enggak mungkin aku jadi Wali Kota tanpa aku meminta rida orang tuaku'," ujarnya.
Cak Eri juga memberikan motivasi kepada para guru agar tidak ragu dalam menebar kebaikan. Ia berpesan agar tidak takut dikritik atau dimaki selama berada di jalan kebenaran. "Jalan terus saja hidup, jangan pernah ragu-ragu dan hidup jangan pernah takut dikaji dan dimaki, tapi kalau itu jalan kebenaran insyaallah berkah," pesannya.
Mengisahkan perjalanan kariernya sendiri, Cak Eri menceritakan pengalamannya mulai dari menjadi Pegawai Negeri Sipil golongan 2C pada tahun 2001. Ia membuktikan bahwa nasib tidak sepenuhnya ditentukan oleh pangkat awal, melainkan oleh usaha dan rida Tuhan.
Titik rida Tuhan, lanjutnya, terletak pada tiga hal: orang tua yang melahirkan, orang tua dari pasangan kita, dan yang ketiga adalah guru. "Hati-hati ya, karena rida itu ada di guru juga," tutupnya, mengingatkan kembali peran vital para pendidik dalam kehidupan.(Bunda Tri)

No comments:
Post a Comment