KIM BAHARI – 25/7/2016 Kota Surabaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan
konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk permukiman dan pembangunan
berkelanjutan, atau The Third Session of the Preparatory Committee for Habitat
III (Prepcom 3 UN Habitat III), yang diikuti 193 negara anggota PBB.
Menurut
Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimoeljono, dipilihnya Surabaya sebagai tempat
pertemuan internasional ini karena perkembangan pembangunan di Surabaya adalah
yang terbaik di Indonesia.
“Kami
menyambut hangat anda di kota bersejarah Surabaya. Saya tidak dapat mengubah
tempat pertemuan yang penting ini ke tempat lain yang lebih baik di Indonesia
selain Surabaya, terkait perumahan dan pembangunan perkotaan, karena
pengembangan Surabaya telah menjadi cerita sukses, dan menjadi percontohan bagi
kota-kota lain di Indonesia," ujarnya.
Selain
Basuki, turut hadir Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla dalam
pembukaan Prepcom 3 UN Habitat III, bersama sejumlah pejabat terkait seperti
Sekretaris Jenderal Habitat III Joan Clos, Menteri Riset dan Teknologi
Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, dan delegasi serta pejabat setingkat menteri
dari 193 negara.
Jusuf
Kalla berharap konferensi mengenai permukiman dan perkotaan ini dapat membantu
mengatasi berbagai persoalan perkotaan seperti keterbatasan lahan pertanian,
minimnya permukiman yang layak, dan hal-hal lain terkait dengan urbanisasi.
“Lahan
terbatas, penduduk bertambah, pertanian membutuhkan juga lahan yang tetap untuk
memberikan makanan kepada penduduk yang bertambah, maka perencanaan kotalah
harus menjadi efisien. Kita tahu semua kehidupan vertikal haruslah menjadi
bagian yang sangat penting, tidak mungkin lagi semua orang mendapat lahan yang
besar, maka kehidupan vertikallah yang menjadi solusi di mana pun di dunia
ini," ujarnya.
"Di
samping itu, bagaimana kota lebih nyaman, lebih banyak tempat hijau yang sangat
penting di tempat itu. Perencanaan yang baik tentulah bagian anda semua yang
tentu ahli di bidang ini.”
Urbanisasi
menjadi persoalan yang dialami hampir di seluruh kota dunia. Gubernur Jawa
Timur Soekarwo mengatakan, perimbangan pembangunan antara desa dan kota
merupakan salah satu cara memperlambat urbanisasi, meski laju urbanisasi tidak
dapat dicegah.
“Urbanisasi
merupakan fenomena yang dialami oleh hampir seluruh kota-kota besar di dunia.
Kami menyadari hal ini, oleh karena itu menyeimbangkan pembangunan kota dan
desa menajdi bagian penting dari strategi pertumbuhan yang inklusif untuk mampu
mewujudkan program preventif dalam mengendalikan urbanisasi," ujarnya.
Basuki
menambahkan, konferensi dan pertemuan tiga hari tersebut diharapkan dapat
menghasilkan kesepakatan yang akan dibawa ke konferensi Habitat III di Quito,
Ekuador.
Sekretaris
Jenderal Habitat III, Joan Clos, menegaskan, komitmen seluruh delegasi untuk
memberikan sumbangan pemikiran mengenai perencanaan perkotaan dan permukiman,
demi suksesnya konferensi Habitat III pada Oktober mendatang.
“Saya
mengajak semua dari anda untuk memberikan semua komitmen dan kontribusi untuk
menyukseskan Habitat III yang diselenggarakan di Quito. Prepcom 3 akan menjadi
kesempatan terakhir untuk semua negara anggota PBB, pemerintah daerah dari
negara anggota PBB, dan semua pihak untuk memungkinkan interaksi dan negosiasi
untuk tercapainya draf agenda perkotaan baru," ujarnya.
No comments:
Post a Comment