Selamat hari kesehatan jiwa sedunia, 10 Oktober
KIM BAHARI - Masyarakat kota-kota besar harus memiliki mental yang kuat. Jika tidak, maka mental mereka bisa sakit. Data Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes menyebutkan bahwa masyarakat Jakarta rentan terkena sakit jiwa. Itu karena tekanan mental, psikologis dan emosional kota-kota besar seperti Jakarta cukup besar. Mulai dari tekanan ekonomi, daya saing, dan sebagainya.
Kesehatan merupakan salah hal yang menjadi keinginan setiap orang, mereka tidak ingin merasakan sakit karena akan mengganggu aktivitas yang biasa di lakukan. Pada dasarnya kesehatan dibagi menjadi dua hal yaitu kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan Jasmani berhubungan dengan fisik manusia namun berbeda dengan kesehatan rohani yang berhubungan dengan kesehatan jiwa seseorang. Orang yang terkena penyakit gangguan jiwa identik dengan sakit gila.
Badan Kesehatan dunia telah menetapkan sebuah peringatan penting terhadap Kesehatan jiwa, pada tanggal 10 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (Internasional). Pada tahun 2016 peringatan hari Kesehatan Jiwa sedunia jatuh pada hari senin, 10 oktober 2016. Melalui peringatan hari Kesehatan Jiwa Internasional ini di harapkan bisa memberikan kesadaran kepada setiap orang agar bisa menjaga kesehatan jiwa.
Menurut Prof. Askobat Gani (2005) menyatakan “ beban penyakit gangguan mental mencapai 13,8% dari seluruh beban penyakit di Indonesia”.
Sampai bulan September 2016, pasien pasung di Jawa Timur yang masih ditemukan sebanyak 2274 jiwa diantaranya , Pasien yang terbebas dari pasung sebanyak 867 jiwa , Pasien dalam perawatan di Puskesmas, RSJ dan RSU sebanyak 436 jiwa , Pasien yang masih terpasung sebanyak 753 jiwa.
Mari kita sukseskan program Jawa Timur bebas pasung yang disebabkan gangguan kesehatan jiwa ( Bunda Tri )
No comments:
Post a Comment