724 TAHUN SURABAYA
Surabaya - Kekuatan dan
Kekuasaan Dinasti Mongol abad XIII di Wilayah Daratan Asia sangat
ditakuti. Utusan Kaisar Mongol Khubilai
Khan untuk memaksa Raja Singasari tunduk, patuh, dan mau kirim upeti mendapat
perlakuan yang memalukan ketika menemui Raja Kertanegara. Perlawanan Raja
Kertanegara mendapat Respon dari Kaisar Khubilai Khan dengan mengirim Pasukan
Modern untuk menghukum Sang Raja.
Sayang sekali ketika
datang di Singasari, Raja Kertanegara
telah gugur di medan laga oleh Jayakatwang yang merupakan Keturunan Raja
Kertajaya (Raja Kediri Terakhir) yang kalah perang dengan Ken Arok (Raja
Singasari ke-1).
Kemenangan kembali
Jayakatwang yang merupakan keturunan Raja Kediri tidak diketahui oleh Raja
Khubilai Khan, Tatkala utusan Khubilai Khan datang di Ujung Galuh disambut oleh
Raden Wijaya (Menantu Kertanegara-Raja Singasari) dan diajak bersekutu untuk
membalas dendam, padahal Raja Kertanegara sudah gugur.
Kepiawaian Raden Wijaya
untuk memanfaatkan situasi ini menyebabkan gugurnya Jayakatwang, usai menang
perang tentara Tar-Tar dijamu Raden Wijaya dan segera diusir dari Bumi
Surabaya-Indonesia, tgl. 31 Mei 1293.
Sejak itu Kerajaan di
Indonesia disegani Kerajaan lain di dunia, sehingga tidak ada yang berani
Menjajahnya.
Keberhasilan Raden
Wijaya dalam mengusir Hegemoni Asing telah menginspirasi kepada kita semua
bahwa mengusir Penjajah tidak hanya menggunakan Okol/Kekuatan tapi juga
Menggunakan Akal/Strategi.
Mulai hari ini kita
hadapi penjajahan ekonomi, budaya, dan Ideologi menggunakan Strategi yaitu
dengan memperkuat Kearifan lokal dan Percaya dengan Produk apapun yang berasal
dari Bumi Indonesia.
Selamat hari jadi kota
Surabaya ke 724 tahun 2017( Tri/RSP)
No comments:
Post a Comment