Masjid Besar Al-Hidayah Bedugul - KIM BAHARI SUKOLILO BARU

Breaking

Post Top Ad

31/03/2018

Masjid Besar Al-Hidayah Bedugul

Masjid Besar Al-Hidayah Bedugul

Bali - Eksplorasi wisata religi DPD BKPRMI Surabaya dilanjutkan ke ke salah satu masjid yang berdiri kokoh di pulau Bali, yaitu Masjid Besar al-Hidayah di kawasan Bedugul Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Minggu 1/4/18

Masjid ini berada lebih tinggi dari bangunan lain, untuk mencapainya bisa melalui dua pintu gerbang masjid dengan menaiki tangga jalan yang sudah disediakan .

Kesan pertama saat memasukinya seperti meninggalkan bekas pada bangunan di samping kiri dan kanan , hempasan badan dan hentakan kaki yang melankolis begitu sampai di atas sana. 

Masjid yang oleh masyarakat setempat juga disebut Masjid Candi Kuning ini, berdiri di lereng bukit bukit. Dari atas halaman masjid yang ditempuh perjalanan 3-4 jam dari Denpasar .

Bangunan bercita rasa Timur Tengah berdiri kokoh dengan menara khas dan menghadap ke danau kebanggaan masyarakat Bedugul , dari sini kita bisa melihat luasnya danau, indahnya Pura Ulun Danu Beratan dan Pura Ulun Danu Beratan landmark indah yang menjadi icon uang Rp 50.000,-

Masjid Besar al-Hidayah Bedugul memang memiliki keunikan tersendiri, dari sosial kemasyarakatan, masjid ini sudah menyatu dengan umat Hindu di Bali. 

Hampir tidak pernah ada masalah dalam bersosialisasi, disebabkan rasa toleransi kedua pihak sudah sangat tinggi dan terjaga sampai hari ini.

Karenanya, tidak mengherankan apabila Masjid Besar al-Hidayah mendapatkan peringkat dua tingkat nasional Masjid Paripurna (masjid percontohan) dari Kementerian Agama pada tahun 2016. 

Selain itu, sarana dan prasarana pun sudah terbilang lengkap, termasuk kehadiran lembaga pendidikan madrasah dari berbagai tingkatan, ibtidaiyah, tsanawiyah sampai aliyah, semua ada di Masjid al-Hidayah.

Komunitas Muslim di daerah ini umumnya berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat,  karena di masa lalu Lombok berada di bawah kekuasaan kerajaan Gelgel di Bali yang kemudian dikuasai kerajaan Karangasem sebagai salah satu pecahan dari kerajaan Gelgel.

Di sekitar masjid juga terdapat dua makam kuno yang dipercaya masyarakat setempat sebagai makam tokoh Islam di masa lalu. Di puncak pegunungan, terdapat makam Syekh Hasan dan di bagian lereng terdapat makam kuno Syekh Husein. 

Makam-makam tokoh Muslim tersebut dirawat dan dihormati tidak oleh umat Islam saja, tapi juga oleh umat Hindu.(Bunda Tri)

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages