Sabtu, 30 April 2016 dan Minggu, 1 Mei 2016 : sebanyak 10 siswi Penggalang Putri tingkat SD mendapat undangan khusus dari Tim ISC (Indonesia Scout Chalenge) Kwarcab Kota Surabaya dengan 100 regu penggalang putra dan 100 regu Penggalang Putri. Siswa-Siswi ini merupakan Pramuka Pilihan khusus dari hasil Seleksi tahun lalu. Jambore model Persami ini dikemas dalam bentuk Lomba Ketrampilan, Kesenian, Kerohanian dan Pengetahuan. Setiap regua secara pribadi dan beregu harus mengumpulkan medali sebanyak-banyaknya sebagai bukti Kemampuan Siswa secara individu dan beregu. Dari 10 siswi Penggalang Bursa saat mendapat kunjungan Pembina Gudep 1187-1188 dan Wali Kelasnya, ada yang matanya sembab karena mengaku gagal untuk mendapatkan medali. Sebagai Pengasuh dan Pembina merasa iba dan memberi dorongan agar tidak putus asa. Kondisi jasmani yang prima menjadi hal yang utama berdampingan dengan kemampuan rohani yang handal. Beberapa siswi penggalang yang berhasil mendapat medali merasa senang dan bangga. Hal yang tidak disukai siswi adalah ketika harus curve (jaga tenda). Pembina pendamping tidak diperkenankan membututi siswi. Sehingga siswi penggalang dengan naluri kepiawaian menjadi dirinya tanggap, tangguh, dan tanggor. Semoga selama dua hari ini, 10 siswi menjadi anak yang sehat, kuat, trampil, dan penuh semangat.( By : Rudy )

Sabtu, 30 April 2016 dan Minggu, 1 Mei 2016 : sebanyak 10 siswi Penggalang Putri tingkat SD mendapat undangan khusus dari Tim ISC (Indonesia Scout Chalenge) Kwarcab Kota Surabaya dengan 100 regu penggalang putra dan 100 regu Penggalang Putri. Siswa-Siswi ini merupakan Pramuka Pilihan khusus dari hasil Seleksi tahun lalu. Jambore model Persami ini dikemas dalam bentuk Lomba Ketrampilan, Kesenian, Kerohanian dan Pengetahuan. Setiap regua secara pribadi dan beregu harus mengumpulkan medali sebanyak-banyaknya sebagai bukti Kemampuan Siswa secara individu dan beregu. Dari 10 siswi Penggalang Bursa saat mendapat kunjungan Pembina Gudep 1187-1188 dan Wali Kelasnya, ada yang matanya sembab karena mengaku gagal untuk mendapatkan medali. Sebagai Pengasuh dan Pembina merasa iba dan memberi dorongan agar tidak putus asa. Kondisi jasmani yang prima menjadi hal yang utama berdampingan dengan kemampuan rohani yang handal. Beberapa siswi penggalang yang berhasil mendapat medali merasa senang dan bangga. Hal yang tidak disukai siswi adalah ketika harus curve (jaga tenda). Pembina pendamping tidak diperkenankan membututi siswi. Sehingga siswi penggalang dengan naluri kepiawaian menjadi dirinya tanggap, tangguh, dan tanggor. Semoga selama dua hari ini, 10 siswi menjadi anak yang sehat, kuat, trampil, dan penuh semangat.( By : Rudy )